Sabtu, 08 Oktober 2011

DUA SAHABAT DUA CINTA

Pagi itu berjalan seperti biasa sampai tiba-tiba, “ Hei orang jelek!” seseorang sudah ada dibelakangku. “Pagi-pagi ada nenek sihir!” balasku mengejek lalu kami berpisah sambil saling menatapan sinis. Orang tadi adalah Rita musuh bebuyutanku kami sudah bermusuhan sejak kelas X. Tapi entah mengapa sampai dikelas XII aku selalu saja satu kelas dengan Rita. Penyebab permusuhanku dengan Rita berawal dari masa-masa MOS dulu waktu itu kami saling bekerja sama untuk mencari barang-barang aneh yang ditugaskan kakak kelas. Aku mencari dan membuat barang yang aneh-aneh sedang Rita membuat makanan yang ditugaskan kakak kelas. Awalnya semua berjalan lancar tapi pada hari terakhir aku dan Rita harus sama-sama dihukum karena Aku lupa membawa barang daur ulang untuk Rita sedangkan Rita juga lupa membawa bekal makan siangku. Alhasil saat itu Aku dan Rita menjadi pajangan dan mendaapat sindiran dari kakak kelas. Setelah MOS selesai aku ingin minta maaf pada Rita. Tapi Rita malah memarahiku aku pun balas memarahinya sejak saat itu aku dan Rita selalu bermusuhan.

            Aku melanjutkan langkahku menuju kelas disana aku lihat sahabatku Tio sedang duduk dimeja sambil membaca sebuah buku. “heh lagi baca apaan?” tanyaku penasaran. “ Oh, ini komik Bleach yang baru.” Jawabnya santai. Mendengar kata komik aku langsung merebut buku itu dan langsung membacanya sudah menjadi kebiasaanku selalu meminjam buku atau komik darinya biasanya sih sampai berhari-hari. Aku dan Tio adalah sahabat karib dari SMP biasanya ia yang selalu mendengar oceh-ocehanku saat aku sedang bertengakar dengan Rita. Bel pulang sekolah pun berbunyi aku dan Tio langsung menuju parkiran. Tiba-tiba disana aku lihat Dewi sudah berdiri didepan motornya Tio. “Hari ini loe pulang bareng Dewi lagi ya?” tanyaku penasaran. “Iya, lagian jalan pulang kamikan searah.” Jawabnya Tio agak senang. “Karena searah apa emang baru jadian?” tanyaku mengejek. “Udahlah ngak usah dibahas!” Eh, gue duluan ya.” Jawab Tio sambil bergegas menyusul Dewi. “Ok, Bro moga-moga langeng ya!” Jawabku menggoda. Tio hanya nyengir mendengar kata-kataku tadi. Dewi juga teman satu kelasku. Dewi adalah sahabat dekat Rita kemana-mana mereka selalu saja berdua ibasanya ketika Rita sedang dalam masalah Dewilah orang pertama yang akan menolongnya. Akhir-akhir ini aku memang sering melihat Tio dan Dewi berangkat dan pulang bareng. Bukannya aku tidak suka melihat kedekatan Tio dengan Dewi hanya saja aku merasa aneh bagaimana bisa dua sahabat kami bisa menjadi akrab seperti itu sedangan aku dan Rita selalu bertengkar seperti air dan api. Kadang aku berpikir bisa akrab dengan Rita seperti Tio dan Dewi.

            Pulang sekolah aku langsung bergegas ketoko buku karena kata Tio komik Naruto yang baru sudah keluar. Sampai disana aku langsung mencari komik itu dan membacanya sambil berdiri. Tak berapa lama ketika aku sedang asik membaca komik aku melihat dua orang yang mirip dengan Tio dan Dewi dibagian Novel. Karena penasaran akupun mendekati dua orang tersebut dan ternyata mereka adalah Tio dan Dewi yang sedang asik berduaan sambil sesekali tertawa bersama. Melihat hal itu aku kaget namun karena penasaran aku beranikan diriku untuk menyapa mereka. “Hei, lagi baca apaan nih kok kelihatnnya seneng banget?” tanyaku menyapa. “Oh, hai Osha ngapain kamu kesini?” tanya Dewi terkejut. Sepertinya mereka berdua tidak menyadari keberadaanku. “Biasalah, lagi cari buku komik. La, kamu sendiri baca apa kok kelihatannya asik bener?” Tanyaku mengulang pertanyaan. “Oh, ini aku lagi baca Eclipse.” Jawab Dewi. “Kok, Kalian jalan bareng sih udah jadian ya?” tanyaku dengan pedenya. Mendengar pertanyaanku tadi mereka berdua saling menatap muka sambil saling tersenyum. Melihat tingkah laku mereka aku sudah bisa melihat bahwa mereka pasti sudah jadian. “Sebenarnya sih iya!” jawab mereka berduan hampir serempak. “Tapi jangan bilang sama siapa-siapa?” Kata Tio. “Hmm, okelah kalau begitu tapi asal ada uang tutup mulutnya dulu!” Jawabku agak mengancam. “Okelah beres.” Kata Tio agak kesal.

            Setelah kejadian itu aku jadi sering melihat Tio dan Dewi jalan berduaan mereka semakin terlihat lebih akrab dan saling menjaga seperti hampir tidak terpisahkan. Terkadang aku binggung bagaimana mereka bisa sampai jadian padahal mereka tidak pernah terlihat terlalu akrab memang sih mereka jadi tidak akrab karena permusuhan yang terjadi antara aku dan Rita mereka selalu saja menjadi pelerai dan pendengar keluh kesah kami mungkin mereka adalah korban dari permusuhanku dengan Rita. Tapi kok aku sampai tidak tau kalau sahabatku jadian sama Dewi mungkin sudah menjadi keahlian Tio yang selalu bisa menyimpan rahasia apapun itu. Beberapa minggu berlalu aku mulai merasa sepi karena sahabatku Tio yang biasanya sering aku ajak bercanda and main bareng sekarang  selalu sibuk berduaan dengan Dewi tapi aku juga merasa sepi karena akhir-akhir ini Rita mulai jarang mengejek atau menyindirku. Ia jadi terlihat lebih pendiam mungkin karena Dewi yang selama ini menampung keluh kesahnya sekarang selalu sibuk bersama-sama dengan Tio.

            Melihat Rita menjadi pendiam membuatku merasakan ada sesuatu yang hilang bukan karena aku ingin bermusuhan selamanya dengan Rita. Tapi karena akhir-akhir ini aku terlalu sering memikirkan Rita dan aku juga melihat Rita telah beberbeda dengan Rita yang dulu. Kini Rita menjadi Terlihat lebi manis, lebih pendiam, dan lebih pintar dari sebelumya. Hal ini juga ditambahi oleh bujukan dari Tio dan Dewi agar aku dan Rita Jadian. Sekarang Aku dan Rita tidak lagi saling mengejek atau berdebat kami hanya saling terdiam dan sesekali melempar senyum ketika kami berpapasan. Mungkin inilah yang dinamakan benci berubah jadi cinta. Karena hal itu akupun ingin menjadi dekat lagi dengan Rita.

            Seminggu berlalu hari ini pada pelajaran Biologi pak Wawan akan membacakan kelompok karya tulis Biologi yang harus disertai dengan contoh nyata hasil penelitian kami. Dalam satu kelompok hanya ada dua orang. Kelompok ini dibagi berdasarkan topik yang diajukan beberapa hari sebelumnya “Kelompok berikutnya Osha dan Rita.” Teriak pak Wawan di depan kelas. “Apa pak?” Jawabku dan Rita kaget. “Kalian satu kelompok dalam karya tulis ini.” Jawab pak Wawan. “Tapi pak topik yang saya ajukan berbeda dengan topiknya Rita.” Jawabku berusaha membantah.”Iya pak betul.” Rita ikut menimpali. “Topik kalian memang berbeda tapi ternyata saling melengkapi Topikmu adalah Teknologi Pangan Sedangkan Rita Budidaya Pertanian  Jadikan saling melengkapi.” Jelas Pak Wawan. “Tapi Pak!” Jawab Rita memelas. “Sudah-sudah kalian tetap satu kelompok.”kata Pak Wawan. Mendengar hal itu teman-teman satu kelas pun langsung kaget terlebih lagi Tio dan Dewi mereka saling bertukar pandang sambil menggelengkan kepala.

            Jam istirahat berbunyi aku memberanikan diri untuk menghampiri Rita yang sedang sibuk menyalin Prnya Dewi,”Eh, nanti kerja kelompok bareng bisa ngak?” tanyaku pelan. “Kerja kelompok bareng? Huh, males banget apaliagi sama kamu mending kamu kerjain aja sendiri.” Jawab Rita dengan agak marah. “Tapikan inikan tugas kelompok.” Jawabku tenang. Tapi Rita tidak mengubrisnya dan segera pergi kekantin menyusul Dewi. “Ayo berjuang semangat!” Teriak Tio menyemangati. “Sialan loe!”Teriakku sebal. Bel pulang sekolah berbunyi aku langsung pulang dan mencari bahan untuk karya tulisku. Tiba-tiba Hpku berbunyi pertanda ada SMS masuk Emm, cory aku mau tanya katul kt bhn nya apa? Send:R1T4. Membaca SMS tadi tiba-tiba aku menjadi sangat senag dan bersemangat karena selama ini aku tidak pernah menerima SMS dari Rita. Gini aja kt cr bhnnya sendiri-sendiri dulu bsk diskul kt kerjain brg. Send: O$H4. Ya, udah thanks ya! Send: R1T4. Tiba-tiba akupun menjadi bersemangat.

            Esoknya Rita sudah menungguku dikelas, “Gimana Bahannya udah dapet?”tanya Rita. “udah dong nih aku dapet tentang teknik fermentasi. La, Kamu?” tanyaku. “hmm, kalau fermentasi berarti cocoknya buat Tape atau nek enggak anggur tapi aku dapet bahannya tentang tanaman nangka.”jawab Rita binggung. Setelah berpikir beberapa saat aku memberi saran, “Bagaimana kalau misalnya nangka kita fermentasikan nanti jadinya fermentasi nangka and pasti jadinya nanti hasilnya keren.” Kataku bersemangat.”setuju sih tapikan apa ngak sulit nanti cari contoh percobaannya?” tanya Rita masih belum yakin. “Udah kita coba dulu aja!” kataku bersemangat. “Iya, deh kayaknya oke juga.” Jawab Rita senang. Akhirnya kami pun menetapkan judul Inovasi Fermentasi Nangka. Dari sini kami menjadi mulai akrab karena kami terlalu asik dengan karya tulis kami sampai-sampai kami tidak menyadari permusuhan dan perdebatan kami dulu. Hal ini membuat teman-teman sekelas kami kaget lebih-lebih Tio dan Dewi yang mengetahui betul bagaimana permusuhan kami.

            Karya tulis kami pun selesai dan kami mengumpulkan karya tulis ini lebih cepat seminggu dari batas pengumpulan yang ditetapkan. Pak Wawan sangat senang dengan hasil karya tulis kami terlebih hasil percobaan kami yang berupa manisan nangka. Seminggu kemudian Pak Wawan memanggil aku dan Rita. Ternyata pak Wawan telah mendaftarkan karya tulis kami pada lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) di UNS tanpa sepengetauan kami dan ternyata karya tulis kami masuk dalam 15 besar yang berarti kami harus mempersiapkan diri untuk mempresentasikan karya tulis kami dan menunjukkan hasil percobaannya kami didepan dewan juri. Selama seminggu aku dan Rita mempersiapkan Bahan untuk Presentasi karya tulis itu tentunya dengan bimbingan pak Wawan. Tio dan Dewi juga ikut membantu dan mendukung kami. Selama itu pula hampir setiap saat aku dan Rita selalu bersama-sama. Akhirnya hari H pun tiba kami berhasil melakukan presentasi dengan lancar dan hasil percobaan kami yaitu manisan nangka dan sirup nangka pun juga disukai oleh para juri.

            Tio dan Dewi pun ikut mendukung saat Aku dan Rita lomba. Akhirnya tibalah saat-saat pengumuman pemenang kulihat wajah pak Wawan mulai agak cemas begitu juga Aku, Rita, Tio, dan Ana juga sama cemasnya. “Juara ketiga diraih oleh SMAN Nusantara Surakarta dengan judul Pemanfaatan limbah pabrik.” Teriakan riuh dan tepuk tangan mulai terdengar kami masih cemas. “berikutnya juara kedua diraih oleh SMAN Harapan Surakartra dengan judul Tembakau untuk Taman Kota.” Teriakan Riuh dan tepuk tangan mulai terdengar mulai kami pun mulai kecewa dan tidak terlalu berharap banyak lagi. “Kemudian untuk juara pertama diraih oleh SMAN Pelita Jaya Surakarta dengan judul Inovasi Fermentasi Nangka.” Seketika itu juga kami berampat saling berpelukan saking senangnya sampai-sampai Rita dan Dewi pun Menangis karena terharu. Pak Wawan sangat senang dengan Prestasi yang berhasil aku dan Rita capai. Aku dan Rita pun maju untuk menerima penghargaan rasa bangga dan senang pun membahana didalam hati kami. Tio dan Dewi pun sangat senang melihat kami karena kini kami tidak lagi saling bermusuhan dan berdebat. Karena kini Aku dan Rita berhasil menjadi juara tapi yang terpenting dari itu semua bahwa persahabatan kami kini  bisa kembali seperti dulu.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar